Letusan Gunung Merapi
Gempa dan Tsunami di Mentawai
Banjir di Wasior
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam urusan. (Ar-Rahman: 29)
Ayat diatas menjelaskan tentang kesempurnaan kekuasaan dan hikmah-Nya, dan bahwa segala urusan adalah milik-Nya. Ia Maha mengatur hamba-hamba-Nya sesuai kehendaknya, baik dalam masalah keamanan, ketakutan, kegembiraan, kesedihan, kemudahan, kesulitan, kelebihan ataupun kekurangan.
Ayat diatas menjelaskan tentang kesempurnaan kekuasaan dan hikmah-Nya, dan bahwa segala urusan adalah milik-Nya. Ia Maha mengatur hamba-hamba-Nya sesuai kehendaknya, baik dalam masalah keamanan, ketakutan, kegembiraan, kesedihan, kemudahan, kesulitan, kelebihan ataupun kekurangan.
Allah Tidak Akan Berbuat Dzalim Terhadap Hamba-Nya
Allah selalu mengatur setiap urusan makhluk-Nya, hukum-Nya berlaku untuk mereka sesuai dengan hikmah-Nya dan keutamaan-Nya, dan berlaku untuk mereka sesuai dengan hikmah-Nya dan keadilan-Nya. Allah tidak berbuat dzalim kepada seorangpun. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : “Kami tidak berbuat dzalim kepada mereka, tetapi merekalah orang-orang yang berbuat dzalim terhadap diri mereka sendiri”. (Az-Zukhruf: 76)
Allah selalu mengatur setiap urusan makhluk-Nya, hukum-Nya berlaku untuk mereka sesuai dengan hikmah-Nya dan keutamaan-Nya, dan berlaku untuk mereka sesuai dengan hikmah-Nya dan keadilan-Nya. Allah tidak berbuat dzalim kepada seorangpun. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : “Kami tidak berbuat dzalim kepada mereka, tetapi merekalah orang-orang yang berbuat dzalim terhadap diri mereka sendiri”. (Az-Zukhruf: 76)
Ujian, Musibah dan Kesenangan Semuanya Datang (Takdir) dari Allah
Wahai kaum muslimin ..
Sesungguhnya kita beriman kepada Allah dan kepada taqdir-Nya. Iman kepada takdir Allah, taqdir baik dan buruk merupakan salah satu dari rukun-rukun iman.
Sesungguhnya kita meyakini, segala kebaikan dan kesenangan yang kita peroleh adalah rahmat dari Allah semata. Oleh karena itu, kita wajib bersyukur kepada-Nya dengan melakukan ketaatan, melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Apabila kita taat dan mensyukuri segala nikmat Allah, maka kita berhak untuk mendapatkan segala kebaikan sesuai dengan janji-Nya, dan Allah akan memberikan tambahan karunia-Nya kepada kita. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian, maka dari Allah lah (datangnya), dan bila kalian ditimpa kemudharatan, maka hanya kepada-Nya lah kalian minta pertolongan.” (An-Nahl:53)
Dan ingatlah tatkala Rabb kalian memberitahukan: “Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepada kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmat)Ku, maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih“ (Ibrahim: 7)
Allah Mentakdirkan Ujian dan Musibah Disebabkan Karena Dosa-dosa Manusia
Wahai kaum muslimin ..
Sesungguhnya berbagai musibah baik yang menimpa pribadi maupun masyarakat berupa kesempitan, kekurangan, kemiskinan, krisis keuangan atau kekacauan, itu semua disebabkan maksiat mereka kepada Allah, kelalaian dan kelengahan mereka terhadap perintah dan syariat-Nya, sehingga mereka menggunakan hukum selain hukum Allah. Padahal Allahlah yang menciptakan mereka, Allah lebih sayang kepada mereka daripada sayangnya orang tua kepada anaknya, dan Allah lebih tahu tentang maslahat mereka daripada mereka sendiri. Allah menjelaskan hal ini dalam kitab-Nya, agar kita tidak melanggar ketentuan-ketentuan-Nya. Allah ta’ala berfirman: “Dan apa saja musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. (Asy-Syura: 30)
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri… “(an-Nisaa’: 79)
Ujian dan Musibah Ditujukan Agar Manusia Kembali Ke Jalan Allah
Wahai kaum muslimin ..
Sesungguhnya kebanyakan manusia menyandarkan segala musibah, baik kemiskinan, kekacauan keamanan dan kekacauan politik kepada sebab-sebab materi semata. Tidak diragukan lagi bahwa ini menunjukkan kedangkalan pemahaman mereka, kelemahan iman, dan kelalaian mereka dari mengkali Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya Shalallahu ‘Alaihi Wasalaam.
Sesungguhnya dibalik sebab-sebab materi ada sebab-sebab syar’I yang lebih kuat dan lebih besar pengaruhnya. Sebab-sebab materi hanya merupakan akibat dari konsekuensi logis dari sebab-sebab syar’i. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (Ar-Ruum: 41)
Wahai kaum muslimin ..
Mengapa kalian tidak menyandarkan musibah-musibah yang menimpamu kepada kelalaian kalian terhadap ajaran Islam, supaya kalian kembali ke jalan Allah. Inilah yang dapat menyelamatkan kalian dari kehancuran.
Takutlah kalian kepada Allah, hendaklah kalian instrokpesi diri, bertaubatlah kepada-Nya dan perbaikilah jalan hidupmu. Ketahuilah bahwa musibah-musibah yang menimpa kalian merupakan balasan dari Allah disebabkan dosa-dosa kalian, maka bertaubatlah kepada Allah untuk setiap musibah, mintalah perlindungan kepada-Nya dari kehancuran materi dan iman.
Ujian dan Musibah Berupa Syubhat dan Syahwat Lebih Berbahaya dari Kehancuran Materi
Adapun kehancuran materi, ia bisa berupa penganiayaan, pembunuhan, dan kebinasaan harta benda. Sedang kehancuran keimanan ia tempatnya di hati berupa kekacauan pemahaman (syubhat) dan ketundukan kepada hawa nafsu (syahwat). Syubhat dan syahwat inilah yang memalingkan umat dari ajaran Islam. Keduanya pula yang menjauhkan mereka dari jejak orang-orang salaf (Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka). Syubhat dan syahwat inilah yang menjerumuskan mereka kepada kehancuran.
Dan sesungguhnya kerusakan hati lebih besar, lebih dahsyat, dan lebih buruk akibatnya dari kerusakan dunia. Karena bila kerusakan dunia itu menimpa manusia, kerugiannya hanyalah kerugian dunia dan tidak kekal, sedangkan kerusakan agama kerugiannya di dunia dan di akhirat.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Katakanlah: ‘Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat.’ Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (Az-Zumar: 15)
Wahai kaum muslimin ..
Sesungguhnya kita beriman kepada Allah dan kepada taqdir-Nya. Iman kepada takdir Allah, taqdir baik dan buruk merupakan salah satu dari rukun-rukun iman.
Sesungguhnya kita meyakini, segala kebaikan dan kesenangan yang kita peroleh adalah rahmat dari Allah semata. Oleh karena itu, kita wajib bersyukur kepada-Nya dengan melakukan ketaatan, melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Apabila kita taat dan mensyukuri segala nikmat Allah, maka kita berhak untuk mendapatkan segala kebaikan sesuai dengan janji-Nya, dan Allah akan memberikan tambahan karunia-Nya kepada kita. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian, maka dari Allah lah (datangnya), dan bila kalian ditimpa kemudharatan, maka hanya kepada-Nya lah kalian minta pertolongan.” (An-Nahl:53)
Dan ingatlah tatkala Rabb kalian memberitahukan: “Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepada kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmat)Ku, maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih“ (Ibrahim: 7)
Allah Mentakdirkan Ujian dan Musibah Disebabkan Karena Dosa-dosa Manusia
Wahai kaum muslimin ..
Sesungguhnya berbagai musibah baik yang menimpa pribadi maupun masyarakat berupa kesempitan, kekurangan, kemiskinan, krisis keuangan atau kekacauan, itu semua disebabkan maksiat mereka kepada Allah, kelalaian dan kelengahan mereka terhadap perintah dan syariat-Nya, sehingga mereka menggunakan hukum selain hukum Allah. Padahal Allahlah yang menciptakan mereka, Allah lebih sayang kepada mereka daripada sayangnya orang tua kepada anaknya, dan Allah lebih tahu tentang maslahat mereka daripada mereka sendiri. Allah menjelaskan hal ini dalam kitab-Nya, agar kita tidak melanggar ketentuan-ketentuan-Nya. Allah ta’ala berfirman: “Dan apa saja musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. (Asy-Syura: 30)
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri… “(an-Nisaa’: 79)
Ujian dan Musibah Ditujukan Agar Manusia Kembali Ke Jalan Allah
Wahai kaum muslimin ..
Sesungguhnya kebanyakan manusia menyandarkan segala musibah, baik kemiskinan, kekacauan keamanan dan kekacauan politik kepada sebab-sebab materi semata. Tidak diragukan lagi bahwa ini menunjukkan kedangkalan pemahaman mereka, kelemahan iman, dan kelalaian mereka dari mengkali Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya Shalallahu ‘Alaihi Wasalaam.
Sesungguhnya dibalik sebab-sebab materi ada sebab-sebab syar’I yang lebih kuat dan lebih besar pengaruhnya. Sebab-sebab materi hanya merupakan akibat dari konsekuensi logis dari sebab-sebab syar’i. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (Ar-Ruum: 41)
Wahai kaum muslimin ..
Mengapa kalian tidak menyandarkan musibah-musibah yang menimpamu kepada kelalaian kalian terhadap ajaran Islam, supaya kalian kembali ke jalan Allah. Inilah yang dapat menyelamatkan kalian dari kehancuran.
Takutlah kalian kepada Allah, hendaklah kalian instrokpesi diri, bertaubatlah kepada-Nya dan perbaikilah jalan hidupmu. Ketahuilah bahwa musibah-musibah yang menimpa kalian merupakan balasan dari Allah disebabkan dosa-dosa kalian, maka bertaubatlah kepada Allah untuk setiap musibah, mintalah perlindungan kepada-Nya dari kehancuran materi dan iman.
Ujian dan Musibah Berupa Syubhat dan Syahwat Lebih Berbahaya dari Kehancuran Materi
Adapun kehancuran materi, ia bisa berupa penganiayaan, pembunuhan, dan kebinasaan harta benda. Sedang kehancuran keimanan ia tempatnya di hati berupa kekacauan pemahaman (syubhat) dan ketundukan kepada hawa nafsu (syahwat). Syubhat dan syahwat inilah yang memalingkan umat dari ajaran Islam. Keduanya pula yang menjauhkan mereka dari jejak orang-orang salaf (Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka). Syubhat dan syahwat inilah yang menjerumuskan mereka kepada kehancuran.
Dan sesungguhnya kerusakan hati lebih besar, lebih dahsyat, dan lebih buruk akibatnya dari kerusakan dunia. Karena bila kerusakan dunia itu menimpa manusia, kerugiannya hanyalah kerugian dunia dan tidak kekal, sedangkan kerusakan agama kerugiannya di dunia dan di akhirat.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Katakanlah: ‘Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat.’ Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (Az-Zumar: 15)
Sebelum penciptaan Nabi Adam ‘alaihi salam, Malaikat memprotes Allah sehubungan dengan akan diangkatnya Manusia sebagai khalifah di muka bumi. Apa yang disampaikan Malaikat kepada Tuhan dalam dialog tersebut, telah menjadi kenyataan, kita lihat pertumpahan darah dalam perang antar negara, antar propinsi, antar kampung dan Nagari, bahkan antar individu dalam suatu Keluarga; kita lihat manusia merusak alam dengan menebang pohon – pohon; kita lihat kelompok-kelompok tertentu meledakkan bom hingga merusak bangunan,dan lingkungannya dan menyebabkan kematian orang, dan lain sebagainya
Apakah ini berarti Malaikat lebih tahu dari pada Tuhan ? Tidak, Tidak, sebab Tuhan telah berfirman dalam Al Qur’an surat Ar Rum (30) ayat 41 :
Zoharol fasadu filbarri walbahri bimaa kasabat aidinnasi liyuziiqohum ba’dhallazii ‘amiluu la’allahum yar ji’uun.
(Telah nampak kerusakaan didarat dan dilaut, Disebabkan perbuatan tangan manusia. Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatannya, supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).
Tentu banyak diantara kita yang bertanya-tanya apa yang telah saya perbuat atau apakah saya ikut terlibat sebagai penyebab dari musibah yang beruntun menjarah persada tanah air tercinta ini ???
Untuk menganalisa pertanyaan ini mari kit melihat beberapa contoh kecil disekitar atau apa yang telah kita lakukan sebagai berikut :
1. Mulai dari anak kecil sampai orang dewasa pasti senang makanan kecil seperti permen, biskuit, sosis, mie dan sejenisnya dan lain-lain. Selesai mengambil isinya, bungkus makanan ini sebagian besar kita membuangnya sembarangan, sebagain besar bungkus dari snack ini umumnya terbuat dari plastik atau komponen-komponen yang sukar hancur atau dihancurkan.
2. Para perokok, yang pada sebatang rokok itu menurut ahlinya mengandung 400 macam racun, 8 diantaranya berbahaya, dianatara yang delapan ini ada dua yang sangat berbahaya yg bisa menyebabkan sakit pada Paru-paru, jantung, dan janin dalam kandungan, yang pada filternya menurut penelitian terbaru mengandung komponen daging babi. Bahaya rokok ini lebih besar terhadap lingkungannya (anak, isteri, saudara, bapak, ibu atau teman yg tidak merokok) dibandingkan kepada perokoknya sendiri.
3. Memakan harta yg bukan milik kita semisal korupsi (nggak usahlah kita lihat korupsi seperti yg dilakukan Gayus dan rekan), hampir semua kita pegawai negeri atau swasta, pejabat kecil atau pejabat besar, melakukaannya dan hasil korupsi ini diberikan kepada keluarga ( anak, isteri, saudara dll), menurut agama ini akan besar akibatnya karena dapat menghasilkan generasi yang dibesarkan dg makanan yg subhat malah barangkali haram, generasi ini mempunyai berbagai perangai yang suka merusak.
Itulah beberapa contoh kecil yang telah kita lakukan ( berarti kita ikut terlibat sebagai penyebab musibah ) yang secara pelan tapi pasti telah menimbulkan bencana bin musibah di muka bumi ini, tentu sebagai makhluk berakal yang diciptakan sebagai khalifah dimuka bumi ini kita perlu melakukan tindakan-tindakan untuk mencegahnya. Apakah tindakan yang bisa kita lakukan? Saya akan coba bahas dalam postingan berikutnya. Fa’tabiru ya ulil absor la’allakum turhamun; jadikanlah ini i’tibar hai orang yang berpikiran, mudah-mudahan kamu menjadi orang yang menang.
DOA KITA………..
Ya Allah ..
Kami memohon kepada-Mu agar menjadikan kami orang-orang yang mengambil pelajaran dari ayat-ayat-Mu yang penuh dengan peringatan di saat datangnya hukuman-Mu.
Ya Allah ..
Jadikanlah kami, manusia yang benar-benar beriman, yang menyandarkan segala musibah kepada sebab-sebab syar’i yang telah Engkau jelaskan dalam Kitab Suci-Mu dan melalui lisan mulia Rasul-Mu, Muhammad saw.
Ya Allah ..
Berilah kekuatan kepada umat Islam dan pemerintahnya untuk kembali menuju jalan-Mu, untuk melakukan taubat nashuha secara lahir batin, dalam ucapan maupun perbuatan, sehingga umat menjadi baik disebabkan baiknya pemerintah yang meniti jalan-Mu.
Ya Allah ..
Kami memohon kepada-Mu untuk memperbaiki para penguasa kaum muslimin, jadikanlah mereka mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi, berilah mereka petunjuk sehingga berjalan di atas kecintaan dan keridhaan-Mu, wahai Penguasan seluruh alam.
Ya Allah ..
Kami memohon kepada-Mu agar Engkau jauhkan dari para penguasa kaum muslimin pejabat-pejabat dan teman-teman dekat yang buruk. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Ya Allah ..
Berilah karunia kepada para penguasa kaum muslimin untuk memilih pejabat-pejabat dan teman-teman dekat yang baik, yang menunjukkan, menganjurkan dan memerintahkan mereka kepada kebaikan.
Ya Allah ..
Jauhkanlah dari penguasa kaum muslimin teman-teman dekat yang tidak memperbaiki mereka dan tidak memperbaiki rakyat, gantilah dengan yang lebih baik dari mereka.
Segala puji bagi Allah, Penguasa seluruh alam, semoga shalawat dan salam tetap dicurahkan atas Nabi kita Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasalaam, keluarganya dan para sahabatnya.
Kami memohon kepada-Mu agar menjadikan kami orang-orang yang mengambil pelajaran dari ayat-ayat-Mu yang penuh dengan peringatan di saat datangnya hukuman-Mu.
Ya Allah ..
Jadikanlah kami, manusia yang benar-benar beriman, yang menyandarkan segala musibah kepada sebab-sebab syar’i yang telah Engkau jelaskan dalam Kitab Suci-Mu dan melalui lisan mulia Rasul-Mu, Muhammad saw.
Ya Allah ..
Berilah kekuatan kepada umat Islam dan pemerintahnya untuk kembali menuju jalan-Mu, untuk melakukan taubat nashuha secara lahir batin, dalam ucapan maupun perbuatan, sehingga umat menjadi baik disebabkan baiknya pemerintah yang meniti jalan-Mu.
Ya Allah ..
Kami memohon kepada-Mu untuk memperbaiki para penguasa kaum muslimin, jadikanlah mereka mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi, berilah mereka petunjuk sehingga berjalan di atas kecintaan dan keridhaan-Mu, wahai Penguasan seluruh alam.
Ya Allah ..
Kami memohon kepada-Mu agar Engkau jauhkan dari para penguasa kaum muslimin pejabat-pejabat dan teman-teman dekat yang buruk. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Ya Allah ..
Berilah karunia kepada para penguasa kaum muslimin untuk memilih pejabat-pejabat dan teman-teman dekat yang baik, yang menunjukkan, menganjurkan dan memerintahkan mereka kepada kebaikan.
Ya Allah ..
Jauhkanlah dari penguasa kaum muslimin teman-teman dekat yang tidak memperbaiki mereka dan tidak memperbaiki rakyat, gantilah dengan yang lebih baik dari mereka.
Segala puji bagi Allah, Penguasa seluruh alam, semoga shalawat dan salam tetap dicurahkan atas Nabi kita Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasalaam, keluarganya dan para sahabatnya.